Terimakasih

Terimakasih

Minggu, 06 April 2014

Sciena Madani Gelar Pengajian Kebudayaan Jelang Pemilu


Seorang seniman sedang mendeklarasikan puisi dalam Pengajian Kebudayaan Sciena Madani.
Semarang-Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Rumah Pendidikan Sciena Madani bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banjardowo menggelar pengajian kebudayaan di halaman musola Ar-Rasyid Banjardowo. Acara ini membawakan tema, ”Dicari Wakil Rakyat yang Merakyat, Dialektika Politik Transaksional.” Acara yang berlangsung pada Sabtu malam (5/3), pukul 20.00 dibuka dengan pembacaan puisi oleh Basa Basuki, Aditya D. Sugiarso, Sugi Teater Beta dan Bambang Eka Prasetya, sastrawan asal Magelang. 

Lukni Maulana, pengasuh Sciena Madani mengatakan pengajian ini bertujuan memberikan pendidikan politik bagi masyarakat dengan penyadaran bahwa musuh terbesar kita adalah neoliberalisme.

Djawahir Muhammad didapuk menjadi pembicara mengatakan, wakil rakyat yang paham kepentingan rakyat dan hajat negara sekarang sangat sedikit. Selebihnya mereka hanyalah bermain-main.

Mantan Sekretaris Umum Dewan Kesenian Jawa Tenga (DKJT) yang juga pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah menambahkan, justru banyak yang tidak malu berkampanye anti korupsi meskipun ia sendiri pelaku.

“Indikasinya politik uang:, wani piro? Wani pora?,”terangnya.

Lukman Wibowo, pembicara kedua yang menyatakan dirinya Golongan Putih (Golput) sangat menyayangkan adanya politik anggaran, terutama di bidang pembangunan. Ia juga menilai pemerintah kalah dengan perusahaan asing yang merugikan negara.

Selanjutnya ia memaparkan tesis kita yang keliru, di mana melulu memikirkan diri sendiri. Ia mengambil contoh lain, orang-orang berlumba menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya demi besarnya bayaran, bukan pengabdian. 

”Bahkan ada yang sampai sogok menyogok,” jelasnya. 

Aktifis yang pernah menjadi kader HMI Semarang berterus terang merasa pesimis menghadapi kondisi negeri yang carut marut. Tersebab pola pikir yang salah kaprah, terutama pejabat.

”Maka saya tetap menyatakan diri, golput,” tegasnya.

Djawahir mengajak para hadirin, yang banyak kalangan pemuda untuk mencermatinya melalui analisis manfaat dan madharat. Sehingga bisa memutuskan sendiri golput atau tidak.

“Asal jangan golput, golongan penerima uang tunai,”kelakarnya.

Djawahir juga berpesan kepada para pemuda agar jangan pesimis melanjutkan perjuangan negeri.

”cukup bersikaplah profesional dan proporsional dari sekarang,”pesannya. 

Diskusi sempat terhenti oleh gerimis, lalu dipindah di serambi musola Ar-Rasyid. (Faizun) 

0 komentar:

Posting Komentar

.

.