Terimakasih

Terimakasih

Jumat, 16 Mei 2014

Perempuan Mampu Membangun Perekonomian Mandiri

Jum’at 15 Mei 2014- HMI MPO Komisariat Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) menggelar diskusi kontemporer yang bertajuk “Perempuan Menerjang Hambatan Budaya-Membangun Perekonomian Mandiri” di Sekretariat HMI MPO Komisariat FSEI. Acara yang berlangsung mulai pukul 15.30- 17.40 WIB, diikuti oleh 5 pengurus FSEI, 4 kader Tarbiyah dan 4 kader FPBS.

Heny menyampaikan materi
Heny Yuningrum, M.Pd selaku pemateri memaparkan, perempuan dalam Islam adalah bunga keluarga, menurut agama kristen perempuan sebagai organ fisik dan perempuan termasuk kasta bawah menurut agama hindu. Namun, lanjut Heny, saat ini tidak sedikit perempuan yang turut bekerja sebagaimana kaum lelaki. 

Ia mencontohkan, di daerah Mijen terdapat perkampungan yang menjadi  central jamu gendong. Hampir seluruh wanita di kampung tersebut yang bekerja menjajakan jamu gendong, sedangkan kaum lelaki hanya membantu meracik bahan jamu gendong di rumah. Hasil penjualan mereka, terang Heny, bahkan dapat digunakan untuk naik haji. 

“Islam menganjurkan kaum lelaki untuk menghidupi istri dan keluarganya, tetapi wanita juga disarankan produktif untuk membantu suaminya,” papar Heny. [Nisa Az Zahra]

Kamis, 15 Mei 2014

Rina Pemimpin Baru HMI Semarang

Berlangsungnya LPJ Kepengurusan 2013/2014
Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis (HMI) Cabang Semarang menyelenggarakan Konferensi Ke-LIV di Balai Pengembangan Pendidikan Bahasa, Jl. Elang Raya No.3 Semarang. 


Dengan mengemas tema,”Revitalisasi Perkaderan Melalui Transformasi Nilai-nilai Ke-HMI-an Menuju Masyarakat yang Beradab”, acara ini membahas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus HMI periode 2013/2014, Program Kerja Umum (PKU) dan penetapan formateur dan mid-formateur.

Acara yang dihadiri sekitar 50 kader HMI, masing-masing utusan dan peninjau dari 10 komisariat se-Semarang berlangsung selama Jum’at s/d Minggu (9-12/5). Dalam penetapannya, dua komisariat menolak LPJ dan selebihnya menerima. 

“Program kerja berjalan kurang dari 80 persen dan dengan masih ada kekurangan, tetapi dari Komisariat Tarbiyah menerima LPJ ini,” kata Faizun mewakili komisariatnya.

Ada pun dalam pemilihan ketua, dilakukan cara musyawarah mufakat memilih 3 calon formateur dan 2 mid-formateur. 

Rina Suni Setia, calon yang akhirnya terpilih menjadi ketua. Dalam sambutannya, ia mengharapakan kepada segenap kader HMI khususnya yang masih aktif menjadi pengurus di Cabang maupun Komisariat, turut mendukung estafet kepemimpinannya. “Bersama-sama mempertahankan dan memperjuangkan HMI ke depan,” tegasnya.

Ketua demisioner Nur Khasan tak luput mengucapkan selamat kepada  Formateur terpilih. Harapan Khasan, semoga HMI periode depan lebih baik dari yang sekarang.

“Bisa mendobrak berbagai program kerja yang lebih baik,” kata Khasan. [Alvya Sanjana].

Minggu, 20 April 2014

Lomba Menulis Kreatif

IKUTILAH LOMBA MENULIS KREATIF
tema : “HMI-isme, HMI-miss-me, HMI-is-me”
Ketentuan:
1. Karya berbentuk essay
2. Minimal 1,5 halaman A4 (kuarto)
3. Font Times New Roman (11) spasi 1’
4. Deadline 30 April 2014
5. Karya dikirim melalui email: lapmics@gmail.com
6. Melampirkan biodata & foto santai
Penilaian: Bahasa komunikatif, gagasan menarik, sesuai tema
semua karya akan dibukukan
hadiah untuk juara I,II,III

presented by: LAPMI CABANG SEMARANG
twitter: @lapmics


by :http://lapmics.blogspot.com/

Diskusi dan Pelantikan HMI Tarbiyah

Semarang, Assalam- Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang periode 2014/2015 resmi dilantik di wisma As-salam Ngaliyan, Minggu (20/4) pukul 12.00 WIB. 


Sebelumnya, pukul 09.00 WIB acara dimulai dengan diskusi bertajuk “Membudayakan Sains Islam”. Miftahul Munir selaku pembicara mengajak untuk melihat masa lalu, di mana Islam pernah jaya sebab menguasai sains. Namun seiring perkembangan zaman sains dikuasai oleh orang-orang Barat yang dipahami sebagai mesin eksploitasi sistem kapitalisme. 


”Tentu berbeda deng
Pembacaan ikrar pelantikan.
an sains pada masa Islam, di mana pemegangnya didasarkan pada kebijakan Allah, wahyu dan tazkiyatunnafs,” paparnya.


Munir melanjutkan, Islam mengalami kemunduran sebab tak banyak yang mempelajari sains. Bahkan mereka cenderung melakukan dikotomi antara sains dan ilmu agama. Sehingga lebih mendalami agama dan melupakan pentingnya sains.


“Senada dengan itu, HMI mempunyai tujuan membentuk kader yang ulil albab. Dalam artian, kader yang mampu mengkritisi perkembangan zaman, bukan hanya mengikuti,” jelasnya.


Hadir pada pelantikan itu ketua HMI Cabang Semarang, Nur Hasan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat kepada pengurus yang dilantik. Semangat, katanya adalah kunci untuk mencapai perjuangan yang sempurna. Sehingga ia berpesan kepada pengurus agar jangan takut untuk berjuang. 



“Karena kalian tidak sendirian,” kata Hasan.


Selain dari Cabang, hadir juga kader HMI Semarang terdiri dari komisariat Syariah dan BPD. Mereka juga turut mengucapkan selamat. [Ni’matul Hayati]

Minggu, 06 April 2014

Malam Paramasastra Komunitas Soeket Teki

Foto bersama usai acara.
Semarang-Sabtu (05/04) Komunitas sastra Soeket Teki menggelar Malam Paramasastra. Acara tersebut bertempat di depan Gedung Laboratorium Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Kampus III IAIN Walisongo. Kegiatan yang diikuti 18 sedulur (sapaan akrab anggota) Soeket Teki,  berlangsung mulai pukul 19:00 s/d 22:00 WIB.

Malam Paramasastra menurut Lurah Soeket Teki Ahmad Muhlisin, merupakan acara yang bertujuan memberi wadah kepada sedulur untuk belajar sastra melalui apresiasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan kali kedua ini, tambah Lisin, merupakan kegiatan yang dirutinkan dua minggu sekali.

”Semoga benar-benar rutin,” harapnya.


Dalam Paramasastra kali ini membedah cerpen, “Merindu Purnama” karya Ahmad Muhlisin. Sebagai jeda, beberapa sedulur membacakan puisi karya masing-masing yang telah dipersiapkan, sehingga membuat acara malam itu tambah hidup. (Nur Alfiyah)

Sciena Madani Gelar Pengajian Kebudayaan Jelang Pemilu


Seorang seniman sedang mendeklarasikan puisi dalam Pengajian Kebudayaan Sciena Madani.
Semarang-Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Rumah Pendidikan Sciena Madani bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banjardowo menggelar pengajian kebudayaan di halaman musola Ar-Rasyid Banjardowo. Acara ini membawakan tema, ”Dicari Wakil Rakyat yang Merakyat, Dialektika Politik Transaksional.” Acara yang berlangsung pada Sabtu malam (5/3), pukul 20.00 dibuka dengan pembacaan puisi oleh Basa Basuki, Aditya D. Sugiarso, Sugi Teater Beta dan Bambang Eka Prasetya, sastrawan asal Magelang. 

Lukni Maulana, pengasuh Sciena Madani mengatakan pengajian ini bertujuan memberikan pendidikan politik bagi masyarakat dengan penyadaran bahwa musuh terbesar kita adalah neoliberalisme.

Djawahir Muhammad didapuk menjadi pembicara mengatakan, wakil rakyat yang paham kepentingan rakyat dan hajat negara sekarang sangat sedikit. Selebihnya mereka hanyalah bermain-main.

Mantan Sekretaris Umum Dewan Kesenian Jawa Tenga (DKJT) yang juga pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah menambahkan, justru banyak yang tidak malu berkampanye anti korupsi meskipun ia sendiri pelaku.

“Indikasinya politik uang:, wani piro? Wani pora?,”terangnya.

Lukman Wibowo, pembicara kedua yang menyatakan dirinya Golongan Putih (Golput) sangat menyayangkan adanya politik anggaran, terutama di bidang pembangunan. Ia juga menilai pemerintah kalah dengan perusahaan asing yang merugikan negara.

Selanjutnya ia memaparkan tesis kita yang keliru, di mana melulu memikirkan diri sendiri. Ia mengambil contoh lain, orang-orang berlumba menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya demi besarnya bayaran, bukan pengabdian. 

”Bahkan ada yang sampai sogok menyogok,” jelasnya. 

Aktifis yang pernah menjadi kader HMI Semarang berterus terang merasa pesimis menghadapi kondisi negeri yang carut marut. Tersebab pola pikir yang salah kaprah, terutama pejabat.

”Maka saya tetap menyatakan diri, golput,” tegasnya.

Djawahir mengajak para hadirin, yang banyak kalangan pemuda untuk mencermatinya melalui analisis manfaat dan madharat. Sehingga bisa memutuskan sendiri golput atau tidak.

“Asal jangan golput, golongan penerima uang tunai,”kelakarnya.

Djawahir juga berpesan kepada para pemuda agar jangan pesimis melanjutkan perjuangan negeri.

”cukup bersikaplah profesional dan proporsional dari sekarang,”pesannya. 

Diskusi sempat terhenti oleh gerimis, lalu dipindah di serambi musola Ar-Rasyid. (Faizun) 

.

.