Terimakasih

Terimakasih

Minggu, 20 April 2014

Lomba Menulis Kreatif

IKUTILAH LOMBA MENULIS KREATIF
tema : “HMI-isme, HMI-miss-me, HMI-is-me”
Ketentuan:
1. Karya berbentuk essay
2. Minimal 1,5 halaman A4 (kuarto)
3. Font Times New Roman (11) spasi 1’
4. Deadline 30 April 2014
5. Karya dikirim melalui email: lapmics@gmail.com
6. Melampirkan biodata & foto santai
Penilaian: Bahasa komunikatif, gagasan menarik, sesuai tema
semua karya akan dibukukan
hadiah untuk juara I,II,III

presented by: LAPMI CABANG SEMARANG
twitter: @lapmics


by :http://lapmics.blogspot.com/

Diskusi dan Pelantikan HMI Tarbiyah

Semarang, Assalam- Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas (Komfak) Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang periode 2014/2015 resmi dilantik di wisma As-salam Ngaliyan, Minggu (20/4) pukul 12.00 WIB. 


Sebelumnya, pukul 09.00 WIB acara dimulai dengan diskusi bertajuk “Membudayakan Sains Islam”. Miftahul Munir selaku pembicara mengajak untuk melihat masa lalu, di mana Islam pernah jaya sebab menguasai sains. Namun seiring perkembangan zaman sains dikuasai oleh orang-orang Barat yang dipahami sebagai mesin eksploitasi sistem kapitalisme. 


”Tentu berbeda deng
Pembacaan ikrar pelantikan.
an sains pada masa Islam, di mana pemegangnya didasarkan pada kebijakan Allah, wahyu dan tazkiyatunnafs,” paparnya.


Munir melanjutkan, Islam mengalami kemunduran sebab tak banyak yang mempelajari sains. Bahkan mereka cenderung melakukan dikotomi antara sains dan ilmu agama. Sehingga lebih mendalami agama dan melupakan pentingnya sains.


“Senada dengan itu, HMI mempunyai tujuan membentuk kader yang ulil albab. Dalam artian, kader yang mampu mengkritisi perkembangan zaman, bukan hanya mengikuti,” jelasnya.


Hadir pada pelantikan itu ketua HMI Cabang Semarang, Nur Hasan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat kepada pengurus yang dilantik. Semangat, katanya adalah kunci untuk mencapai perjuangan yang sempurna. Sehingga ia berpesan kepada pengurus agar jangan takut untuk berjuang. 



“Karena kalian tidak sendirian,” kata Hasan.


Selain dari Cabang, hadir juga kader HMI Semarang terdiri dari komisariat Syariah dan BPD. Mereka juga turut mengucapkan selamat. [Ni’matul Hayati]

Minggu, 06 April 2014

Malam Paramasastra Komunitas Soeket Teki

Foto bersama usai acara.
Semarang-Sabtu (05/04) Komunitas sastra Soeket Teki menggelar Malam Paramasastra. Acara tersebut bertempat di depan Gedung Laboratorium Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Kampus III IAIN Walisongo. Kegiatan yang diikuti 18 sedulur (sapaan akrab anggota) Soeket Teki,  berlangsung mulai pukul 19:00 s/d 22:00 WIB.

Malam Paramasastra menurut Lurah Soeket Teki Ahmad Muhlisin, merupakan acara yang bertujuan memberi wadah kepada sedulur untuk belajar sastra melalui apresiasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan kali kedua ini, tambah Lisin, merupakan kegiatan yang dirutinkan dua minggu sekali.

”Semoga benar-benar rutin,” harapnya.


Dalam Paramasastra kali ini membedah cerpen, “Merindu Purnama” karya Ahmad Muhlisin. Sebagai jeda, beberapa sedulur membacakan puisi karya masing-masing yang telah dipersiapkan, sehingga membuat acara malam itu tambah hidup. (Nur Alfiyah)

Sciena Madani Gelar Pengajian Kebudayaan Jelang Pemilu


Seorang seniman sedang mendeklarasikan puisi dalam Pengajian Kebudayaan Sciena Madani.
Semarang-Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Rumah Pendidikan Sciena Madani bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banjardowo menggelar pengajian kebudayaan di halaman musola Ar-Rasyid Banjardowo. Acara ini membawakan tema, ”Dicari Wakil Rakyat yang Merakyat, Dialektika Politik Transaksional.” Acara yang berlangsung pada Sabtu malam (5/3), pukul 20.00 dibuka dengan pembacaan puisi oleh Basa Basuki, Aditya D. Sugiarso, Sugi Teater Beta dan Bambang Eka Prasetya, sastrawan asal Magelang. 

Lukni Maulana, pengasuh Sciena Madani mengatakan pengajian ini bertujuan memberikan pendidikan politik bagi masyarakat dengan penyadaran bahwa musuh terbesar kita adalah neoliberalisme.

Djawahir Muhammad didapuk menjadi pembicara mengatakan, wakil rakyat yang paham kepentingan rakyat dan hajat negara sekarang sangat sedikit. Selebihnya mereka hanyalah bermain-main.

Mantan Sekretaris Umum Dewan Kesenian Jawa Tenga (DKJT) yang juga pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah menambahkan, justru banyak yang tidak malu berkampanye anti korupsi meskipun ia sendiri pelaku.

“Indikasinya politik uang:, wani piro? Wani pora?,”terangnya.

Lukman Wibowo, pembicara kedua yang menyatakan dirinya Golongan Putih (Golput) sangat menyayangkan adanya politik anggaran, terutama di bidang pembangunan. Ia juga menilai pemerintah kalah dengan perusahaan asing yang merugikan negara.

Selanjutnya ia memaparkan tesis kita yang keliru, di mana melulu memikirkan diri sendiri. Ia mengambil contoh lain, orang-orang berlumba menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya demi besarnya bayaran, bukan pengabdian. 

”Bahkan ada yang sampai sogok menyogok,” jelasnya. 

Aktifis yang pernah menjadi kader HMI Semarang berterus terang merasa pesimis menghadapi kondisi negeri yang carut marut. Tersebab pola pikir yang salah kaprah, terutama pejabat.

”Maka saya tetap menyatakan diri, golput,” tegasnya.

Djawahir mengajak para hadirin, yang banyak kalangan pemuda untuk mencermatinya melalui analisis manfaat dan madharat. Sehingga bisa memutuskan sendiri golput atau tidak.

“Asal jangan golput, golongan penerima uang tunai,”kelakarnya.

Djawahir juga berpesan kepada para pemuda agar jangan pesimis melanjutkan perjuangan negeri.

”cukup bersikaplah profesional dan proporsional dari sekarang,”pesannya. 

Diskusi sempat terhenti oleh gerimis, lalu dipindah di serambi musola Ar-Rasyid. (Faizun) 

Kamis, 03 April 2014

AMPEKA Menuntut IAIN Usut Penggelap Dana Opak

Orasi AMPEKA IAIN Walisongo saat berdemontrasi.

Semarang-Rabu, (2/4), Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPEKA) IAIN Walisongo menggelar demonstrasi di depan Rektorat Kampus 1.
Aksi ini digelar terkait kasus penggelapan dana Orientasi Seni dan Keahlian (ORSENIK), dan penyelewengan resitasi Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) 2012 dan 2013 oleh oknum panitia.

Aksi ini berjalan dengan rute dimulai dari kampus 3, kampus 2 selanjutnya menuju kampus 1 sehingga jumlah simpatisan aksi bertambah.


Nurul Lazim, koordinator aksi mengatakan, pihak mahasiswa telah melayangkan petisi pada tanggal 10 Maret untuk mengusut tuntas. Namun sikap birokrasi terkesan lamban, padahal telah diberikan data yang cukup kuat juga nama-nama pelaku. Memang birokrasi telah membentuk adanya Tim Pencari Fakta (TPF). 

”Tapi pada batas maksimal kerjanya, TPF belum menghasilkan apa-apa. Sehingga kami meminta kejelasannya di sini,” jelasnya.

Lazim menambahkan, aksinya bertujuan agar IAIN Walisongo tak lagi ternodai dengan adanya korupsi. Apalagi kampus itu telah mendeklarasi sebagai kampus yang anti korupsi. Namun pihak kampus terkesan ingin menutup borok kasus tersebut, agar tak terekspos. 

”Kalau pihak kampus tetap bungkam, maka kami akan melaporkannya kepada BPK dan KPK yang berwenang,” ancamnya.

Rektor IAIN Walisongo Muhibbin, yang akhirnya datang menemui mereka mengatakan, pihaknya sudah melimpahkan urusan itu kepada TPF. Ia meminta mahasiswa agar lebih sabar menanti keputusan. Juga meminta waktu lagi maksimal akhir bulan April.

Terkait pelaku yang terbukti, ia akan memberikan sangsi sesuai dengan perbuatannya. ”Kalau memang tergolong berat, maka bisa mengeluarkan dari kampus,” tutupnya. (Faizun)

Puisi Muhammad Faizun



Mimpi

menakar malam
mata kian tenggelam,
dan bulan redam
dalam istirah.

Semarang, 7 November 2013 



Pertemuan 2

malam hanya mengawal kita 
selaik tak saling kenal
berdiam melauh hangat
pada masing-masing gadget.



Setia

kau mengungsikan perasaanku
di ruang tunggu,
sedangkan aku mencarinya keliling apartemen.

kau bilang, akan ada waktunya
menggertak cilukba.
sedangkan aku seperti bocah di tangga
yang kehilangan arah ke mana
kawan-kawan lari membawa
robot dan boneka kesayangannya sendiri-sendiri

Semarang, 26 November 2013
 
Muhammad Faizun, mantan Sekretaris HMI Tarbiyah.

.

.